Disebuah bar disudut Jakarta, selalu kulihat seorang tua botak duduk disudut dengan dua gelas besar bir didepannya. Heran juga, dia duduk seorang diri berlama-lama menghabiskan dua gelas bir. Akhirnya pada suatu hari, kuberanikan diri bertanya padanya.
"Maaf Oom, kuperhatikan oom selalu minum dua gelas bir sendirian disini." tanyaku ramah.
Jawabnya "ou ceritanya panjang dik.... Dulu oom selalu minum berdua dengan teman oom disini, tapi teman oom meninggal tiga bulan yang lalu. Untuk mengenangnya, Oom selau pesan 2 gelas bir, satu buat Oom, satu lagi kuminum sebagai kenangan untuk dia."
Hebat juga rasa persahabatan pak tua ini pikirku.
Setahun kemudian, di Bar kulihat si Oom masih duduk disudut yang sama. Yang mengherankan hanya sebuah gelas yang ada didepannya. Kusapa dia
"Hai Oom apa khabar, kok cuma minum segelas?".
"Ooo...maag ku sakit berat, dokter melarang Oom minum bir lagi, jadi yang segelas ini Oom minum untuk mengenang kawan yang sudah meninggal dulu"
Jawabnya "ou ceritanya panjang dik.... Dulu oom selalu minum berdua dengan teman oom disini, tapi teman oom meninggal tiga bulan yang lalu. Untuk mengenangnya, Oom selau pesan 2 gelas bir, satu buat Oom, satu lagi kuminum sebagai kenangan untuk dia."
Hebat juga rasa persahabatan pak tua ini pikirku.
Setahun kemudian, di Bar kulihat si Oom masih duduk disudut yang sama. Yang mengherankan hanya sebuah gelas yang ada didepannya. Kusapa dia
"Hai Oom apa khabar, kok cuma minum segelas?".
"Ooo...maag ku sakit berat, dokter melarang Oom minum bir lagi, jadi yang segelas ini Oom minum untuk mengenang kawan yang sudah meninggal dulu"
No comments:
Post a Comment